ImageDaging Kurbanmu Menembus Langit
Image

Daging Kurbanmu Menembus Langit

Rp 0 dan masih terus dikumpulkan
0 Donatur ∞ hari lagi

Penggalang Dana

Image
Image
Verified Organization

Empat orang anak kecil, duduk berjejer di atas tikar tipis yang bahkan bukan milik mereka.
Tikar itu adalah pemberian tetangga yang merasa iba — satu-satunya alas tidur keluarga mereka di rumah yang lebih mirip gubuk reyot daripada tempat berlindung.

Mereka bukan sedang bermain.
Mereka sedang menunggu giliran makan.
Bukan makan nasi hangat dan lauk bergizi. Tapi setengah bungkus mie dan sebutir telur yang dibagi empat.

“Kalau besok masih ada nasi, Alhamdulillah. Kalau tidak, kami minum air putih saja,” kata si sulung sambil memeluk adik bungsunya yang terus mengelus perut.

Satu liter nasi, bisa mereka hemat untuk dua hari.
Dan itu pun sudah dianggap hari baik.

Di dapur kecil yang penuh sarang laba-laba dan jejak tikus, sang ibu memasak daun singkong hasil memetik di kebun tetangga.
Itu satu-satunya sumber nafkah harian, dijual keliling dari kampung ke kampung.
Sementara sang ayah—yang dulu kuat dan rajin—kini lumpuh, hanya bisa berbaring menatap langit-langit rumah yang nyaris rubuh.

Ibunya terkadang harus berutang hanya untuk membeli sabun dan pasta gigi.
“Pakai sedikit-sedikit ya, jangan dihabiskan,” pesan ibunya pada anak-anak, saat sabun cuci habis dan uang tak ada.

Pernah suatu hari, mereka bisa makan lauk daging.
Tapi bukan karena beli.
Bukan pula karena diberi.
Melainkan karena tetangga mereka meninggal dunia dan keluarganya membuat tahlilan.

Di saat orang-orang bergembira merayakan Iduladha dengan pakaian baru dan piring penuh daging, keempat anak ini hanya duduk di depan rumah — berharap ada tetangga yang mengingat mereka.
Karena bagi mereka, sepotong daging adalah mimpi yang terlalu mahal.

Tidak ada keinginan tinggi.
Mereka tidak pernah minta mainan.
Tidak pernah minta ponsel.
Bahkan tidak pernah minta jajan.
Mereka hanya ingin:
makan kenyang, tidur hangat, dan melihat ibunya tersenyum tanpa harus berpura-pura kuat.

Qurban bukan hanya soal menyembelih hewan.
Qurban adalah soal menyembelih ego dan menghidupkan empati.
Saat kita mampu makan tiga kali sehari, berpikir soal promo daging beku dan belanja online…
Mereka berpikir, besok masih bisa makan atau tidak.


Dengan hanya Rp33.000, kita sudah bisa ikut menjadi bagian dari kebahagiaan mereka.
Bukan daging semata, tapi perasaan dihargai…
Bahwa mereka juga manusia.
Bahwa mereka tidak dilupakan.

Karena tidak ada luka yang lebih dalam,
selain hidup dalam kekurangan,
dan merasa tak ada yang peduli.

Mari #MemberiARTI bagi mereka yang setiap harinya bertahan di ujung harapan.
Mari, buat mereka tersenyum, meski hanya satu hari.
Hari di mana mereka bisa berkata: Hari ini… kita juga ikut merayakan Iduladha.

Baca selengkapnya ▾

  • April, 29 2025

    Campaign is published

Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini

Fundraiser

Belum ada Fundraiser

#MemberiARTI Mari jadi Fundraiser dan berikan manfaat bagi program ini.

Doa-doa orang baik

Menanti doa-doa orang baik

Bagikan melalui:
✕ Close